Sabtu, 19 Februari 2011

Taz-Mania is a cartoon show produced by Warner Bros. Animation from 1991–1993, broadcast in the United States on Fox from 1991-1995. The show follows the adventures of the classic Looney Tunes character, Taz (The Tasmanian Devil) in the fictional land of Tazmania (based on Tasmania).
Similar to its other sister WB cartoons of its time, such as Animaniacs and Tiny Toon Adventures, Taz-Mania frequently broke the fourth wall, and often made jokes showing that Taz could actually speak perfectly normally when he wanted to. The intro indicates that, in this rendering of Tasmania, "the sky's always yellow, rain or shine". The title song is performed by Jess Harnell and Jim Cummings.
Despite the fact that many episodes consisted of 2 or more cartoons, Taz-Mania shorts were never shown on The Cat&Birdy Warneroonie PinkyBrainy Big Cartoonie Show.

Sabtu, 05 Februari 2011

Rabu, 19 Januari 2011

niia kocack

Hy..........aquw niia,aquw nag SMP5 BOJONEGORO,aquw cneng.....banget ngerjain temen".........aquw tuch nagx baek, ska menabung, dan tdk ktngglan aquw jg rajin beljar loeeeeeeeeeeeeeeee, satu lg aquw tuch nagx kocack abizzzzzzzzzzzzz...............

Sabtu, 15 Januari 2011

nia kocack

Arif Suyono (lahir di Batu, Malang, Jawa Timur, 3 Januari 1984; umur 27 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Ia biasa disapa dengan nama karib "Keceng" karena badannya yang terbilang kurus. Saat ini ia bermain untuk Sriwijaya FC di Liga Super Indonesia.[1] Sebelum bermain di Sriwijaya FC , ia bermain di tim Persema Malang dan Arema Malang. Ia adalah salah satu pemain timnas sepak bola Indonesia di sektor gelandang atau penyerang sayap. Sebelum di timnas senior, ia juga pernah memperkuat timnas U-17 dan timnas U-23 Sea Games 2007. Prestasi yang ia peroleh adalah ikut mengantarkan Arema juara Copa Indonesia dua kali berturut-turut tahun 2005 dan 2006. Kisah perjalanan Arif Suyono meniti karier sebagai pesepakbola profesional tidak mulus-mulus saja. Pada satu waktu, supersub timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu bahkan harus mendapatkan sepatu sepakbola hasil berhutang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar sepuluh tahun lalu, saat Arif masih berusia 16 tahun. Ketika itu pemuda kelahiran Batu, Malang, tersebut hendak ikut seleksi masuk ke dalam tim Piala Gubernur. Ningsih, kakak kedua Arif, pun akhirnya nekat berhutang sepatubola dengan harga Rp 150 ribu demi sang adik. Arif yang dibesarkan bersama 12 saudaranya itu selalu ditempatkan sebagai prioritas dikeluarganya. Saat ini Arif sudah sukses, tapi ia tidak lupa kalau apa yang ia peroleh saat ini tidak lepas dari peran keluarga. Maka keluarga besarnya pun pun ikut menikmati hasilnya. Melalui kucuran dana Arif, bisnis keluarga dibangun melalui usaha kripik.[2]